nusakini.com-- Serikat Pekerja  (SP) Celebes siap mendukung Aksi Bela Pertamina yang rencananya akan digelar di Jakarta, Jumat (20/7). Menurut mereka, Pertamina berpotensi dirugikan menyusul proses akuisisi PT Pertamina Gas (Pertagas) oleh Perusahaan Gas Negara (PGN). 

Menurut Presiden SP Celebes, Fakhrul Islam, Pertagas sebagai anak perusahaan Pertamina dengan kepemilikan saham 100% merupakan salah satu unit bisnis strategis yang memiliki aset besar dan memberikan keuntungan sangat signifikan terhadap Pertamina. Dia merujuk data IRESS, dimana nilai aset Pertagas mencapai USD1,93 miliar. "Keuntungan pada 2017 lalu mencapai USD147 juta," ujar Fakhrul yang bersama anggota SP Celebes  lainnya menggelar demo damai di Makassar, Rabu (18/7).

SP Celebes menilai proses akuisisi Pertagas oleh PGN dilakukan kurang transparan. Termasuk valuasi aset terhadap Pertagas dan PGN. Juga dengan tidak dikuasakan saham dwiwarna pemerintah kepada Pertamina menimbulkan sejumlah masalah. Pertama, Pertamina telah kehilangan aset strategis. Kedua, Pertamina kehilangan kontrol dan otorisasi dalam pengambilan kebijakan strategi bisnis gas di PGN.

Dilain pihak, SP Celebes  menyoroti legalitas proses akuisisi yang dinilai bertentangan dengan UU nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Dimana perbuatan hukum dalam proses penggabungan atau pengambilalihan perseroan wajib memperhatikan kepentingan karyawan (ref, pasal 126 ayat 1). Dalam hal ini aspirasi pekerja Pertagas praktis tidak mendapat tempat dalam aksi korporasi.

Selain itu, lanjut Fakhrul, proses akuisisi dilakukan tanpa memperhatikan kajian-kajian secara komprensif. Baik kajian akademis maupun bisnis termasuk organisasi perusahaan, kelembagaan, status dan hubungan kerja pekerja Pertagas dengan Pertamina maupun PGN.

"Karena itu, kami menolak akuisisi Pertagas oleh PGN yang berkedok aksi korporasi dan meminta membatalkan CPSA yang telah ditandatangani serta menghentikan seluruh proses dan tahapan akuisisi," tegas Fakhrul.

SP Celebes, lanjut Fakhrul, mendukung sinergi kedua Persero tanpa harus merger, inbreng maupun akuisisi dalam rangka meningkatkan kinerja dan menjamin tersedianya kebutuhan gas di seluruh tanah air. (rilis/rajendra)